Kamis, April 29, 2010

Takut pada Jakarta

Ketakutanku pada Jakarta, mulai menggerogoti nyaliku untuk menakhlukan kota yang hendak beranjak ke megapolitan itu. Satu minggu kemarin, aku masih berapi-api ingin bercengkrama dengan hingar bingar dan gemerlapnya yang konon mempesona. Kemudian, aku membayangkan, aku akan berlama-lama larut dalam kemegahannya. Indah...indah...indah...luar biasa.
Lalu...entahlah...ada sesuatu yang perlahan membuka mataku. Membuatku takut pada Jakarta. Takut berlama-lama bersamanya. Takut rasanya...
Aku teringat...ketika Jakarta membutakan mata mereka dengan materi yang melimpah.
Aku teringat...ketika Jakarta mengajarkan kecongkakan dan kesombongan pada mereka yang lembut dan rendah hati.
Aku teringat...ketika Jakarta membawakan aku orang-orang yang telah ditempa dengan kehidupan yang keras...sekeras kepala mereka kini.
Jakarta telah berhasil mengubah apapun pada orang-orang yang aku kagumi...menjadi sosok angkuh, egois, dan menang sendiri.
Belum lagi, melihat dan mendengar tingkah polah orang-orang yang mencoreng nama Negeri ini, berkedok rakyat. Di Jakarta, mereka berlaga.

Mereka bilang, "Di Jakarta, kalo loe nggak survive, loe bakal di injek."
Yah...mereka menyebutnya 'survive', bertahan...bertahan dari seleksi hidup Jakarta, yang sudah seperti hukum rimba.
Jamane wis edan, yen ra edan ra gedhuman.

Di Jakarta...aku takut pada Jakarta, aku takut Jakarta akan membuatku sama dengan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar